Bisa dibilang, Avatar The Last Airbender (ATLA) udah jadi bagian dari kehidupan generasi anak 90’an yang dulu sempat nonton kartunnya di Global TV. Karena itu, adopsinya kedalam bentuk movie sangat highly anticipated. Mengingat Avatar The Last Airbender movie di tahun 2010 yang flop, banyak yang udah ancang-ancang buat mencincang kalo ni adopsi Netflix melenceng.
Aku gak sempet nonton di awal-awal karena kesibukan. Bahkan saat review ini ditulis pun, aku baru nonton sampe eps 5. Banyak banget riuh rendah di sosmed soal ni adaptasi. Kalo kalian belom nonton, saranku sih, abaikan review yang seliweran dan nilailah sendiri.
You might like it, or hate it.
Kalo aku sih: I like it. It’s really acceptable. Live action ini “beruntung” karena ada adaptasinya yang lebih jelek, Tapi diluar ATLA 2010, banyak hal yang bikin aku enjoy nonton ini. So, bakal aku review kelebihan dan kekurangannya di bawah ini.
*Warning* This content is full of spoilers so stop scrolling if you don’t wanna spoiled. If you a spoiler lover (just like me!) silakan lanjutkan.
Good and Bad Things From Avatar the Last Airbender Netflix
Aang innocent and cute
Aku suka banget sama cast Aang (Gordon). Dia kalo senyum lucu banget, berhasil ngliatin sisi innocentnya Aang. Sayangnya story dibuat terlalu berat dan sisi comedicnya banyak yang harus dikurangi. Untungnya aja scene dia muter-muter di atas bola udara terus nabrak patung masih ada, wkwkwkw
The environment is good
Diam kalian semuaaaaa! Aku mau pindah ke Omashu anjeeeer itu kota cakep sekali huwe huwe huweeeee. Aku rasa CGnya sudah sangat memuaskan pas di Omashu. Kebetulan memang part ketemu Bumi adalah salah satu favoritku, and I wanna cry when watch it. Plus, castnya di sini on point semua buatku.
Aku hype banget liat Jet (guanteng banget lu terrorist!), Teo dan Bapaknya, king Bumi, dan tentu saja…. BAKUL GOBES FAVORITKUUUUU. Wkwkwkwk. I even anticipate it since 2023:
The Clothes Details
Sepanjang film, aku apresiasi banget pemilihan kain di bajunya Iroh, Zuko, dan ciwi-ciwi (uhuk) gemoy dari kerajaan api. Mewah banget. Detail baju di King Bumi pun asik dan menantang banget buat digarap dan dicosplaykan (kalo ada yang niat dan cukup gila).
Kudos to the wardrobe team. Gak asal otak-atik gathuk klambi pokok warna e cocok lalu berangkat. They really working on here.
Acting Tokoh-Tokoh Utama Masih Kurang Banget
Ironisnya, acting para tokoh utama seperti Katara dan Zuko masih kurang banget. Aangnya aku suka. Sokka aku suka karakternya jadi aku bias, wkwkwkw. Yang paling bikin kesel Zuko sih. Mukanya lebih ke kayak orang bingung daripada penuh amarah. Sama Mai nya, lebih ke kayak orang teler daripada unamused. Mungkin karena itu mereka jodoh ya?
Tapi kudunya gak gituuuuuu TT__________________TT
Ty Lee yang jadi salah satu karakter favoritku juga castnya kurang tengil. Tapi semoga aja improve dah nanti. Untungnya aja para audience dimanjakan secara visual oleh Suki dan Jet. Karakter-karakter numpang lewat ini bener-bener berkesan, terutama si Suki yang dimainkan oleh Maria Zhang. Tulung banget lah, ini timelineku isinya fanboy Suki banyak bet, wkwkwk
Musik Ending Iconic Dipertahankan
Siapa yang gak skip lagu ending Avatar? Aku bg!
Lagu ending iconic yang gaada liriknya sama sekali tapi kerasa sakral ini bring backs old memories. Dulu jaman SD ndengerin endingnya sayup-sayup dikala mau berangkat ngaji sore ato pagi pas hari Minggu. Sekarang berasa buat terapi pas seharian sibuk terus malem butuh tontonan. Thanks for using this music, it really meaningful!!!
Avatar The Last Airbender Live Action: Kalo Rame Lanjut Part 2?
Melihat kesuksesan part 1 ATLA ini (FYI, jumlah penontonnya di hari H berhasil mengalahkan penonton One Piece Live Action), kayaknya besar banget kemungkinan seriesnya dilanjut ke part 2. Harapanku sih semoga para castnya makin mateng dari segi acting ekspresi dan penjiwaan. Soalnya kalo dari segi martial arts, udah pada keren koq.
Apalagi potensi kemunculan Toph yang disukai banyak orang. Berharap banget kalo tim produksi bakal do the justice dengan milih cast yang bener-bener acceptable, berkaca dari cast para ciwi-ciwi negara api yang rada mbleset, terutama Mai. Terlepas dari fisiknya nih ya, yang bikin aku lebih kesel tu ekspresinyaaaa, huhuhu.
So my score for this Avatar The Last Airbender 2024 is: 8.5/10. There’s a lot of room for improvement. Tapi bisa dinikmati dan gak ancur-ancur banget koq. Above my expectation malah. Mungkin memang seleraku aja yang mudah dipuaskan, wkwkwkwk
Kalo menurut kalian gimana ges?
Seorang content writer yang sering dianggap punya pesugihan karena pelihara kucing hitam. Koleksi baju di lemari rata-rata hitam dan abu-abu. Bercita-cita ketemu dengan Junji Ito sensei dan jalan-jalan ke Jepang sebelom meninggal.