Ada kalanya kamu akan mengalami kecemasan berlarut, sampai tidur pun susah. Tak perlu takut, hampir semua orang pernah mengalami situasi ini, apalagi selama kondisi serba tak menentu. Tapi yang perlu digaris bawahi adalah mengenal dari mana sumbernya dan bagaimana cara mengatasi kecemasan agar segera tertangani.
Generasi millenial, dari yang punya kesibukan seabrek sampai yang menganggur pun tak bisa luput dari kecemasan. Banyaknya tuntutan pekerjaan, munculnya godaan dilapisi promo-promo yang menggoda iman, seringkali jadi sumber permasalahan.
Cemas itu wajar, itu tandanya kamu menyadari ada yang ‘salah’ dengan kehidupanmu saat ini. Yang penting, jangan biarkan kecemasan membuat dirimu menyerah dengan keadaan.
Nah supaya kecemasan tak semakin parah, luangkan waktumu sedikit saja untuk membaca artikel singkat ini, siapa tahu kamu bisa menemukan solusi sederhana untuk mengatasinya.
Kenapa Sih Koq Jadi Gampang Cemas?
Kecemasan sebenarnya adalah reaksi normal psikis individual untuk meningkatkan kewaspadaan. Dalam kondisi ini, umumnya kamu akan merasakan degup jantung dan irama pernapasan lebih cepat karena tubuh memacu peredaran darah ke otak, agar pikiranmu terfokus untuk menyelesaikan masalah.
Setelah masalah terselesaikan, kecemasan tentu akan berangsur mereda sampai tubuh kembali rileks. Terdengar simpel, kan? Iya, kalau masalahnya cepat teratasi.
Anehnya, angkatan millenial punya ‘keterampilan khusus’ untuk menunda-nunda menghadapi masalah. Tidak hanya itu saja, mereka bahkan berusaha mencari kompensasi untuk menutupi kecemasan dengan hiburan-hiburan instan, mulai dari scrolling sosmed sampai menghamburkan uang untuk hobi dadakan.
Yup, masalahnya masih ada, distraksi-nya yang semakin banyak.
Jangan heran kalau kebiasaan tersebut membuatmu menjadi lebih mudah cemas. Alih-alih menuntaskan satu masalah terlebih dulu, malah muncul tumpukan masalah-masalah lain. Itu karena waktu terus berjalan, dan masalah tidak pernah tidur.
Cara Mengatasi Kecemasan Dengan Cepat
Supaya kecemasan tak semakin berlarut sampai menjadi depresi, ini dia beberapa tips sederhana yang bisa segera kamu coba:
- Utamakan prioritas, hindari distraksi
Sebenarnya kaum millenial dibekali dengan lebih banyak alat bantu daripada generasi sebelumnya. Mulai dari akses mudah internet, sampai 101 aplikasi pembeli solusi instan. Sayangnya, godaannya pun juga lebih banyak.

Percayalah, kamu akan jauh lebih produktif kalau kamu sanggup berfokus pada tugas-tugasmu saat ini. Tentukan prioritas utamamu, dan hindari menghabiskan waktu dengan kegiatan tak penting lainnya. Menjauhkan smartphone saat mengerjakan tugas bisa jadi titik awal yang bagus.
- Manfaatkan waktu dengan optimal
Oh tentu, scrolling medsos tiada henti demi memes atau main Video Games dari pagi sampai ketemu pagi lagi itu memang menyenangkan, tapi kalau itu satu-satunya hal yang kamu lakukan setiap hari, siap-siap saja dilanda rasa cemas karena tumpukan masalah semakin menggunung.
Setiap orang diberikan waktu yang sama, 24 jam setiap harinya. Manfaatkan waktu tersebut semaksimal mungkin dengan membaginya secara proporsional. Meski kamu bekerja di sektor non-formal, tak ada salahnya mengikuti format 9-to-5 (formal) kalau memang lebih mudah bagimu untuk mengatur waktu.
Setelah tugas benar-benar tuntas, silahkan manjakan dirimu dengan beragam sumber entertainment yang kamu gemari. Lagipula hiburan memang diperlukan untuk melepas penat setelah bekerja keras.
- Sharing dengan orang yang tepat (bukan nggibah)
Sharing di sini konteksnya adalah berkonsultasi dengan seseorang atau suatu komunitas untuk mencari solusi terbaik pada masalahmu. Terkadang secara tak sadar kamu terlalu berlarut-larut dengan masalahmu sendiri, tapi masih kesulitan untuk mengetahui di mana pangkal dan ujung kusutnya.

Cobalah untuk sharing dengan orang yang lebih berpengalaman di bidangnya, bisa jadi orangtua adalah pilihan awal terbaik. Mereka sudah lebih dulu menjalani hidup, telah melalui kesulitan yang sudah pernah kamu lalui dan kemungkinan memiliki solusi terbaik untuk masalahmu.
Kalau sharing dengan ortu masih belum berhasil, teman sebaya atau kolega bisa menjadi alternatif. Hanya saja, batasi pembicaraan sebatas untuk menyelesaikan masalah, bukan memperbanyak masalah apalagi membuka aib orang lain.
Pilihan terakhir, kamu bisa mencoba bertanya sebagai anonim di forum-forum problem solving terbuka seperti Quora atau sejenisnya.
- Menulis catatan harian
Siapa sangka, ternyata kegiatan rutin menulis di catatan harian bisa menjadi alternatif terapi untuk mengontrol kecemasan loh. Kamu bisa dapat insight alias pencerahan dari kegiatan sehari-harimu melalui catatan yang kamu tinggalkan. Kalau sebelumnya kamu bingung apa penyebab kecemasanmu, buku harian bisa memberikan setitik jejak demi jejak untuk mengurai kusutnya permasalahanmu.

Bahkan kamu bisa merasakan perkembangan positif diri, jika kamu membangun catatan harianmu secara konstruktif. Maksudnya, kamu mengatur sendiri tujuan dan goal di dalam hidupmu, jadi kamu sudah ada target untuk dicapai setiap harinya.
Cek juga deh: Cara Mempertahankan Hubungan Via Diary
Kesimpulan
Sebagai generasi millenial, kecemasan seringkali dialami bukan karena masalah melebihi kapasitas individu, melainkan kebiasaan buruk untuk menunda mencari solusinya. Karena itu, segera selesaikan masalah sampai tuntas agar kecemasan tak berlarut-larut.
Sering mengalami stress juga saat cemas? Ini tips terapi sederhana untuk meredakan stress secara efektif

From geekie to beauty stuffs, he can handle it all. Namanya sih cantik, tapi percayalah, dia cowok tulen. Di waktu senggang, Renata mengisi waktunya dengan maen game via Steam.