Membicarakan pakaian dari masa ke masa memang tidak akan pernah ada habisnya. Contohnya saja jika kamu mulai penasaran dari mana pakaian ada dan diciptakan? Apakah sejak jaman purba fashion sudah ditemukan? Tak heran, berbagai macam pertanyaan soal jenis pakaian pria bermunculan.
Tapi yang jelas kamu tahu ga sih kalau pakaian pria itu sempat tidak mengalami perubahan secara signifikan selama berabad-abad? Hal ini tentu jauh berbeda dengan perkembangan pakaian pria saat ini. Dimana alternatif pakaian pria semakin beragam dan cepat berganti.
Jika dahulu pakaian pria itu ditujukan untuk melindungi tubuh dari alam dan untuk berburu hewan, maka lambat laun pakaian pria pun mulai menambah fungsinya untuk membedakan suatu profesi. Di awal abad-12, trend pakaian pria di eropa sangat sederhana dan di bagian detailnya hanya sedikit berbeda dari sebelumnya.
Jenis Pakaian Pria di 1600 – 1700 an
Mode pada awal periode 1620 ditandai dengan hilangnya ruff yang mendukung renda lebar atau kerah linen. Lingkar pinggang pakaian identik dengan posisi yang naik ke atas sepanjang periode. Gaya ini dilengkapi dengan topi tinggi atau lebar berpinggiran khas.
Berjalan ke tahun 1700, pakaian pria menjadi bagian dari revolusi karena untuk memisahkan golongan bangsawan dengan golongan buruh. Etiket sopan dan santun mulai dikenal.
Di periode itu, pakaian pria lebih banyak mengusung pakaian dari jajaran militer tertinggi setempat. Karena para perwira itu dianggap sebagai anggota kelas bangsawan berdarah biru, maka dibuatlah frock.
Frock adalah mantel sederhana yang jauh lebih nyaman dipakai saat berkendara atau berkuda dibandingkan dengan pakaian lainnya. Namun gak berlangsung lama era penggunaan frock pun perlahan menghilang bersamaan dengan mulainya era Regency.
Di era Regency, tailcoat mulai digunakan dan diadopsi sebagai bentuk pakaian yang tepat untuk perkumpulan di malam hari. Mantel cutaway yang rumit perlahan berubah menjadi lebih bersahaja dan elegan, karena etiket menjadi lebih penting dalam kelompok sosial.
Jenis Pakaian Pria Di 1800-an
Di era ini jenis tailcoat masih sering digunakan saat malam hari dan di berbagai pertemuan kelompok sosial. Tailcoat bahkan menjadi penyeimbang yang hebat di dunia luar. Baju pria tailcoat ini menjadi sebuah patokan etiket dalam bersopan santun, serta sebuah simbol kegagahan dari seorang pria di hadapan kolega dan wanita.
Gaya Pakaian Pria di 1950-an Jadi Makin Cerah
Pada pertengahan hingga akhir 1950-an terlihat peningkatan popularitas setelan gaya Italia dengan dasi bergaris sempit, jenis pakaian pria secara bertahap menggabungkan warna dan pola yang lebih cerah, dan dasi mulai melebar lagi seiring berjalannya dekade.
“Mungkin perkembangan yang paling luar biasa dalam pakaian tahun 1960-an adalah perubahan dramatis dalam pakaian pria. Selama 150 tahun terakhir, pakaian untuk pria telah dibuat khusus, dan berpenampilan polos dan muram. Sekarang, elemen baru yang berwarna-warni diperkenalkan, seperti jaket tanpa kerah, dikenakan dengan celana dan sepatu bot yang pas” (History of Fashion 1900-1970).
Di era 50-an, pakaian pria terkenal dengan pakaian urban namun tetap modis. Dengan dipengaruhi oleh lagu-lagu Elvis Presley yang menjadikan trendnya dengan sebutan Rock n Roll. Celana panjang ketat tapi cutbray dibagian bawah, kaos oblong plus jaket kulit, biasanya kerah bajunya dinaikkan ke atas menutup leher.
Untuk aksesoris, kacamata besar berwarna hitam selalu jadi andalan. Rambut jambul dan kerah lebar menjadi trend di era tahun tersebut.
Di tahun 1960-an, Jenis Pakaian Pria Jadi Kayak Gini!
Pada pertengahan tahun 1960 an, setelan pun mengalami perubahan. Setelan bergaris atau bermotif cerah dikenakan oleh para pemuda pemberani, bahkan celana panjang dan jaket pun gak luput dari gaya baru.
Pakaian kerja berubah menjadi lebih santai. Tren berbusana pria banyak dipengaruhi oleh kehadiran band-band Flower Generation seperti The Beatles dengan baju kaos turtle neck yang menggantikan kemeja dan dasi.
“Ketika tahun 1960-an semakin cepat, template standar untuk jas pria mulai mengakomodasi elemen baru yang agak berani: jaket tanpa kerah (tampilan yang dipopulerkan oleh The Beatles pada tahun 1963, tahun mereka meluncurkan album pertama mereka) dan celana panjang yang pas, serasi. dengan sepatu bot bertumit daripada sepatu”(The Peacock Revolution: 1960s Menswear).
Dari sini sudah bisa dilihat siapa yang mempengaruhi cara berpakaian itu sendiri pun telah berubah, dari yang awalnya raja-raja, bangsawan, hingga akhirnya dipengaruhi oleh penyanyi atau pemain film terkenal seperti The Beatles, Jimi Hendrix, dan Mick Jagger menjadi pengaruh utama pada busana pria.
1970-an – ERA TECHNICOLOR 2.0
Celana cutbray lambai-lambai kata orang bisa jadi seprai, seperti itulah ingatan fashion era 70an di Indonesia. Fashion di era ini biasa disebut dengan hippies dan retro. Pakaian yang berwarna cerah dan celana lebar (bell bottom) dengan kerah baju yang lebih longgar, serta setelan jas tradisional.
Pada era ini, karya-karya yang melambangkan kebebasan seperti denim jadi populer. Nehru Jackets, jaket dengan kerah mandarin yang terinspirasi oleh Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru dipopulerkan oleh The Monkees dan menjadi pengganti populer untuk jas tradisional.
Selain Nehru Jacket, tren fashion tahun 70-an dapat dilihat sebagai cerminan dari sikap santai pada dekade ini. Di bagian alas kaki, mereka mengenakan sepatu kerja dengan bagian sol yang cukup tebal. Dan diakhir-akhir munculnya rombongan glam rock dan punk rock, rambut mohawk menjadi andalan era ini.
1980-an – ERA MUSIC ROCK
Fashion 80-an style rock seperti Motley Crue, Poison dan Bon Jovi. Skinny jeans yang di mix and match dengan kemeja panjang, jaket kulit, jaket jeans tangan buntung serta ikat pinggang penuh paku. Ikat kepala dan kacamata
1990-an – ERA REBEL
Industri fashion semakin erat hubungannya dengan bintang film kelas atas seperti Hollywood yaitu terlihat dari tren fashion pria di tahun 90-an. Banyak bintang idola di layar televisi yang mencuri perhatian. Di jaman itu, sebut saja: River Phoenix di My Own Private Idaho, Brad Pitt muda di Fight Club dan pemain Reservoir Dogs, Michael Madsen.
Pakaian bertemakan monokrom yang terdiri dari celana skinny, kemeja putih yang dipadukan dengan items yang lebih kasual, seperti jaket denim dan kemeja terbuka, menjadi populer.
Jaket kulit ketat berwarna coklat dan hitam menjadi pembeda dari tampilan di tahun 80-an yang lebih kasual. Maraknya band-band metal seperti Metalicca yang memakai kaos hitam-hitam juga turut mempengaruhi jenis pakaian pria pada era ini. Fashion yang dikenal dengan sebutan Grunge, dengan gaya urakan, perpaduan kaos/flanel dan jeans belel turut meramaikan ragam pakaian pria di era ini.
2000-an – ERA MILENIUM
Fashion di era ini masih terpengaruh dari era sebelumnya. Ditahun 2000-an awal, gaya hip hop dengan celana gombrong, bandana, dan jaket denim. Lalu, pertengahan 2000 terkenal dengan gaya emo, serba gothic, hingga style rambut poni yang trend saat itu. Kemudian, di tahun 2005-2006 terkenalnya skinny jeans, yang sebelumnya dipelopori oleh grup band The Changcuters.
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, para pria memilih tampilan bertemakan teknologi Sillicon Valley dengan kaos polos, celana jeans, dan sepatu kets. Gaya itu terinspirasi oleh Steve Jobs muda yang lebih menyukai jenis pakaian kerja santai yang memungkinkan dia untuk memfokuskan energinya pada keputusan bisnis yang penting. Gaya lain yang mencuat pada masa tersebut yaitu kombinasi blazer dan kaos terkenal yang mencerminkan sebuah gaya nerd but cool yang dipopulerkan Mark Zuckerberg dan David Beckham.
2010-an – Era Non-Konvensional
Seperti halnya pria yang membuka diri terhadap gaya yang “anti-mainstream” dibandingkan dengan era-era sebelumnya, pada masa ini pria lebih terbuka terhadap perpaduan mode antara fashion pria dan wanita. Contohnya saja pemilihan warna pastel pada tren pakaian pria saat ini.
Pada masa ini, koleksi loungewear mewah beralih ke pakaian dan alas kaki sporty seperti sweater longgar, celana joggers, dan sepatu kets. Sepatu kets juga menjadi salah satu alas kaki yang populer dan sangat mahal – berkat popularitas Yeezy, Balenciaga, dan Air Jordan yang mengumpulkan para pengikut kultusnya. Tren ini menggambarkan kejayaan athleisure (athletic+leisure) serta luxury streetwear.
Seperti itulah jenis pakaian pria dari masa ke masa. Terjadi banyak sekali perubahan meskipun bisa dibilang pakaian pria tidak terlalu beragam seperti pakaian wanita. Perubahan yang amat terasa adalah ketika jaman dahulu pakaian pria lebih dipengaruhi oleh raja-raja dan bangsawan.
Di masa lalu, pakaian mengutamakan etika. Namun saat ini, beralih menjadi pakaian santai hingga pakaian sport yang lebih banyak dipengaruhi oleh bintang film atau selebritis dunia.